Forum Pendidikan Diniyah dan Pondok pesantren Inklusif (FPDPI) Nasional |
Bukan belas kasih, tetapi Pendidikan Inklusi itu Hak semua anak Indonesia. Poin penting Eny Bunda Inklusi, dalam peringatan hari disabilitas Internasional di Serpong Tangerang sekaligus pengukuhan FPDPI.
Serpong Tangerang, Forum Pendidikan Diniyah dan Pondok pesantren Inklusif (FPDPI) mewakili dan ikut menyemarakkan Kegiatan hari disabilitas Internasional dan Konsinyering pelaksanaan proyek REP MEQR di hotel Horison Gand Serpong Tangerang (04/12/23). Kegiatan yang dilaksanakan Kementerian Agama ini dihadiri oleh semua unsur pejabat dari Kementerian Agama juga perwakilan dari Akademisi, Guru, Pengasuh, yang hadir untuk mewakili Lembaga Pendidikan dan Pondok Pesantren di seluruh Indonesia. Kehadiran FPDPI sekaligus dikukuhkan keberadaannya oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Ali Ramdani
Pendidikan Islam inklusif adalah cita cita bersama. Ada 2,2 juta anak Indonesia lahir sebagai anak istimewa dan sekitar 82 ribu anak belajar di Lembaga Pendidikan Islam. Darisini Pondok Pesantren ataupun madrasah wajib menyediakan fasilitas untuk anak berkebutuhan khusus. Banyak yang sudah diperjuangkan oleh Kementerian Agama mulai dari SK, juknis maupun modul Inklusif. Penguatan SDM pendidikan inklusif sudah menyasar beberapa guru, kepala sekolah, Pembina dll. Ruang belajar yang ramah setara dan saling berkolaborasi itu yang terus ditingkatkan.
“ Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) bukanlah beban tetapi amanah yang mulia untuk meningkatkan potensi dan mewujudkan cita cita bersama, Indonesia Inklusif. Pendidikan islam untuk semua menjadi cita cita bersama”. Demikianlah sebagian narasi yang ditayangkan dalam video sebagai pembuka peringatan acara hari disabilitas Internasional.
Bapak Imam Bukhori Ketua Pokja Pendidikan inklusi Kemenag menyampaikan terus merusaha mengkoordinasikan dan mengharmonikan agar semua program berdimensi inklusifitas. Nilai inklusifitas mewarnai setiap perilaku dan program yang dijalankan. Piloting madrasah inklusif terus ditingkatkan, agar seluruh madrasah kedepannya inklusif, tidak hanya jargon tetapi kemampuan SDM dan dukungan fasilitas. Unit layanan disabilitas di tingkat kabupaten kota, perguruan tinggi, maupun pondok pesantren terus diupayakan sebagai payung hukum ataupun implementasi dari profil belajar siswa.
“Organisasi mitra strategis kami adalah FPMI yang sudah berkembang ke 50 provinsi kepengurusannya, juga berdirinya FPDPI yang akan segera dikukuhkan. Program inovasi dari Australia juga bagian dari sinergi dan kerjasama internasional yang kesemuanya untuk menciptakan pendidikan yang setara.” Ucap Bukhori
Direktur Pendidikan Islam Ali Ramdani menekankan satu tindakan lebih berarti dari seribu kata. Bersatu dalam aksi bersama penyandang disabilitas untuk terlibat dalam pembangunan berkelanjutan dan memajukan bangsa. Pendidikan untuk memuliakan manusia dan menjadi hak semua manusia. Maka ruang kelas perlu ada seperti ruang kemasyarakatan yang diisi dengan pluralitas.
“Aku, kamu, kita, setara”. Terang ali ramdani dalam akhir sambutannya
Eny Retno Yaqut sebagai Bunda Inklusif Kementerian Agama mengucapkan selamat hari disabilitas Internasional. Kementerian Agama bersama dunia sadar perlunya berkomitmen melaksanakan regulasi bukan karena kasihan tetapi prespektif hak, ini yang penting untuk dicatat. Pendidikan setara, pendidikan untuk semua itu hak bukan belas kasihan. Mari berjuang bersama agar pendidikan diterima oleh semua anak Indonesia.
‘’Pemberian akomodasi dan fasilitasi pendidikan yang setara dan untuk semua itu tidak hanya terkait dengan kewajiban Negara tetapi itu juga perintah agama. Pendidikan inklusif tidak ada satupun yang tertinggal, siapapun. Agar pendidikan mampu menjadi solusi untuk penyandang disabilitas, minoritas, dll. Sehingga semua punya kesempatan”. pungkas Eny
Kegiatan yang dilaksanakan pada hari minggu sampai selasa ini menghadirkan bakat bakat istimewa dari anak anak berkebutuhan khusus yang ada di lembaga lembaga inklusi di Indonesia. Mulai dari kepiawaiannya dalam membaca puisi, musikalitas, menari dan banyak lagi lainnya. Peserta juga berkeliling melihat spot, dokumentasi, stand, kerajinan yang ditampilkan dan difasilitasi Kemenag RI di sekitar Ruang Pertemuan Hotel Horison Grand Serpong Tangerang.
Pewarta : Mochammad Sinung Restendy .
Komentar0