MALANG – Sebuah tanggung jawab besar kini tersemat di pundak Pesantren Tani Indonesia. Lembaga yang menjadi pelopor sinergi agrikultur dan spiritualitas ini mendapatkan kunjungan kehormatan sekaligus strategis dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Dalam agenda krusial Monitoring dan Evaluasi (Monev) Kesiapan Program Bongkar Ratun (Bibit) Tebu, Pesantren Tani indonesia didapuk menjadi tuan rumah sekaligus pusat koordinasi.
Suasana di Pesantren Tani Indonesia terasa penuh optimisme saat Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjen BUN) Kementerian Pertanian RI, Bapak Haris, hadir secara langsung. Kunjungan ini bukanlah sekadar seremoni, melainkan sebuah inspeksi mendalam untuk memastikan kesiapan program vital yang akan merevitalisasi perkebunan tebu di Malang.
Turut mendampingi Dirjen, hadir pula Bapak Dony dari Dinas Pertanian Kabupaten Malang dan Bapak Sutris, selaku Kepala BPP Kecamatan Bantur. Kehadiran lengkap ini menjadi sinyal kuat bahwa program ini dikawal serius dari tingkat pusat hingga ke level teknis lapangan, dengan Pesantren Tani Indonesia sebagai episentrumnya.
Dalam arahannya, Bapak Haris menyampaikan dua mandat penting dengan nada tegas dan penuh harapan.
“Pertama, saya minta kepada para petani untuk memastikan seluruh syarat-syarat administrasi segera dipenuhi. Tuntaskan!” tegas beliau. Administrasi, lanjutnya, adalah kunci pembuka jalan bagi kelancaran program besar ini.
“Yang kedua,” lanjut Dirjen, “adalah sosialisasi! Kita harus berlomba dengan waktu.”
Beliau menekankan agar informasi program Bongkar Ratun ini digemakan seluas-luasnya. “Sosialisasikan kepada masyarakat yang belum mengerti informasi ini. Jangan sampai ada petani yang tertinggal. Kita harus memastikan program Bongkar Ratun ini bisa memenuhi target yang telah dicanangkan.”
Di sinilah peran Pesantren Tani indonesia disorot secara khusus. Bapak Haris melihat Pesantren Tani Indonesia bukan sekadar fasilitator biasa.
“Peranan Pesantren Tani Indonesia sangat strategis,” ungkap beliau. “Lembaga ini adalah jembatan emas, motor penggerak yang menghubungkan antara kebijakan pemerintah dengan kelompok-kelompok tani di akar rumput. Kemampuan Pesantren Tani Indonesia dalam membina dan mengorganisir petani di wilayah Malang adalah aset vital bagi kesuksesan program ini.”
Kunjungan Monev di Pesantren Tani Indonesia ini menjadi bukti nyata kepercayaan pemerintah pusat terhadap lembaga berbasis pesantren untuk menjadi garda terdepan dalam kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Dari Pesantren Tani Indonesia, ikhtiar besar untuk membongkar kebuntuan dan menanam harapan baru bagi petani tebu Malang secara resmi dimulai.
 


Komentar0