Di tengah hiruk pikuk modernitas, pondok pesantren tetap berdiri sebagai mercusuar pendidikan yang tidak hanya mengasah akal, tetapi juga membentuk akhlak. Salah satu tradisi unik yang menjadi pilar pembentukan karakter ini adalah Ro'an, sebuah kegiatan kerja bakti komunal yang dilakukan oleh para santri. Lebih dari sekadar membersihkan lingkungan, Ro'an adalah wujud partisipasi aktif, pengabdian (khidmah), dan rasa memiliki santri terhadap pembangunan fisik dan spiritual pondok mereka.
Apa Itu Ro'an?
Secara harfiah, Ro'an adalah istilah yang populer di kalangan pesantren di Jawa yang merujuk pada kegiatan gotong royong atau kerja bakti. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan secara rutin, seringkali pada hari Jumat pagi atau hari libur lainnya. Cakupannya sangat luas, mulai dari tugas-tugas kebersihan harian seperti menyapu halaman, membersihkan kamar mandi dan masjid, hingga proyek-proyek yang lebih besar.
Ketika pondok pesantren memiliki hajat untuk membangun atau merenovasi gedung—baik itu asrama baru, ruang kelas, perpustakaan, atau bahkan pagar—tradisi Ro'an mencapai puncaknya. Para santri akan turun tangan secara langsung, menjadi tenaga kerja sukarela yang menjadi tulang punggung pembangunan tersebut.
Partisipasi Nyata dalam Pembangunan Pondok
Keterlibatan santri dalam proyek pembangunan melalui Ro'an bukanlah sekadar mobilisasi tenaga kerja gratis. Di dalamnya terkandung filosofi mendalam yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum tak tertulis di pesantren.
Menanamkan Rasa Memiliki (Sense of Belonging) Ketika seorang santri ikut mengaduk semen, mengangkat batu bata, atau mengecat dinding asramanya sendiri, ia tidak lagi melihat bangunan itu sebagai fasilitas yang disediakan. Ia melihatnya sebagai buah dari kerja keras bersama. Setiap sudut pondok menjadi saksi dari tetes keringatnya. Hal ini melahirkan rasa memiliki dan tanggung jawab yang luar biasa untuk merawat dan menjaga fasilitas yang telah mereka bangun dengan tangan sendiri.
Wujud Khidmah dan Mencari Barokah Di dunia pesantren, khidmah atau pengabdian tulus kepada kiai dan pondok adalah salah satu jalan utama untuk mendapatkan keberkahan ilmu. Ro'an adalah bentuk khidmah secara fisik. Para santri percaya bahwa dengan menyumbangkan tenaga untuk kemajuan pondok, mereka tidak hanya membantu secara materi, tetapi juga sedang "menabung" pahala dan memohon keridhoan dari guru mereka. Keikhlasan dalam bekerja inilah yang diyakini akan membuat ilmu yang mereka pelajari menjadi lebih bermanfaat.
Pendidikan Kemandirian dan Keterampilan Hidup Ro'an adalah laboratorium kehidupan nyata. Para santri belajar keterampilan praktis yang tidak mereka dapatkan di dalam kelas. Mereka belajar dasar-dasar pertukangan, cara bekerja dalam tim, manajemen waktu, dan memecahkan masalah di lapangan. Ini adalah bekal berharga yang membentuk mereka menjadi pribadi yang mandiri, tangguh, dan tidak canggung dalam menghadapi pekerjaan kasar sekalipun.
Filosofi di Balik Kerja Bakti
Ro'an lebih dari sekadar aktivitas fisik; ia adalah pendidikan karakter yang efektif.
Menghapus Ego dan Melatih Tawadhu: Dalam kegiatan Ro'an, tidak ada perbedaan status sosial. Anak pejabat maupun anak petani akan sama-sama mengangkat pasir atau membersihkan selokan. Tradisi ini mengajarkan tawadhu (kerendahan hati), bahwa setiap individu adalah bagian dari komunitas yang saling membutuhkan.
Mempererat Ukhuwah Islamiyah (Persaudaraan): Bekerja bersama dalam satu tujuan yang sama, saling bahu-membahu di bawah terik matahari, adalah cara paling ampuh untuk mempererat ikatan persaudaraan antar santri. Canda tawa, lelah bersama, dan kepuasan melihat hasil kerja kolektif menciptakan kenangan dan ikatan yang tak terlupakan.
Efisiensi dan Kemandirian Institusi: Dari sudut pandang manajemen pondok, Ro'an adalah strategi brilian untuk efisiensi. Dengan partisipasi santri, biaya pembangunan dapat ditekan secara signifikan, memungkinkan pondok untuk terus berkembang dan membangun fasilitas baru meskipun dengan sumber daya finansial yang terbatas. Ini mencerminkan semangat kemandirian yang menjadi ciri khas pesantren.
Kesimpulan: Membangun Fisik, Membentuk Jiwa
Tradisi Ro'an adalah bukti bahwa pendidikan di pondok pesantren bersifat holistik. Pembangunan tidak hanya dimaknai sebagai pendirian gedung-gedung baru, tetapi juga sebagai proses pembentukan jiwa-jiwa yang kuat, rendah hati, dan peduli terhadap lingkungannya.
Melalui Ro'an, para santri belajar bahwa kontribusi mereka, sekecil apapun, memiliki arti penting. Setiap batu bata yang mereka pasang bukan hanya menjadi dinding sebuah bangunan, tetapi juga menjadi fondasi dari karakter mereka sendiri. Dengan demikian, pondok pesantren tidak hanya melahirkan para intelektual yang cerdas secara akademis, tetapi juga individu-individu yang berjiwa pengabdi, siap membangun masyarakat dengan semangat gotong royong dan keikhlasan.
Komentar0